Panglima TNI: Kita Tak Butuh Titipan, Kita Butuh Prajurit Yang Berintegritas!

Magelang, harian24news.id- Suasana Gedung Lily Rochli di kompleks Akademi Militer, Magelang, Jumat (1/8/2025), tampak lebih tegas dari biasanya. Di sinilah, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto bersama para Kepala Staf Angkatan memimpin langsung Sidang Penentuan Akhir (Pantukhir) Pusat bagi ribuan calon Taruna Akademi TNI tahun ajaran 2025.

Dalam pidatonya yang penuh penekanan, Panglima TNI menekankan bahwa nilai tertinggi yang dicari dari para calon perwira bukan sekadar kekuatan fisik atau kecerdasan akademik. “Integritas adalah harga mati. Seorang perwira TNI harus mampu menempatkan kepentingan bangsa di atas segalanya. Kami tidak mencari yang sempurna, tapi mereka yang siap mengabdi dengan sepenuh hati,” ujar Jenderal Agus.

Seleksi ini, menurutnya, bukan sekadar proses administratif atau pengujian keterampilan, tapi juga penyaringan nilai dan karakter. Ia menegaskan bahwa seluruh proses harus dijalankan dengan penuh kejujuran, obyektivitas, dan tanggung jawab moral. “Kita sedang mencetak pemimpin masa depan TNI, pemimpin yang tangguh, adaptif, dan mampu menghadapi tantangan era modern,” lanjutnya.
Ribuan Calon, Hanya Seribu Lebih yang Lolos.

Sebanyak 1.701 calon Taruna dari berbagai penjuru Indonesia mengikuti tahapan akhir seleksi ini. Namun hanya 1.270 orang yang dinyatakan lolos sesuai kebutuhan organisasi TNI, terdiri dari 710 untuk TNI Angkatan Darat, 350 untuk TNI Angkatan Laut, dan 210 untuk TNI Angkatan Udara. Mereka yang lolos akan menjalani pendidikan dasar integratif selama empat bulan di Akademi Militer Magelang, yang dijadwalkan dimulai pada 5 Agustus 2025.
Seleksi Berdasarkan Merit, Bukan Titipan
Rekrutmen Taruna tahun ini mengusung sistem merit sebagai roh utama seleksi.

Disusun berdasarkan visi “PRIMA” dari Panglima TNI, seleksi dilakukan secara transparan, profesional, dan akuntabel. Seluruh proses dilakukan secara integratif antara Mabes TNI dan ketiga matra AD, AL, dan AU untuk memastikan tidak ada ruang bagi kolusi atau intervensi.

Penerapan prinsip checks and balances dan manajemen SDM yang berkelanjutan menjadi bagian dari pembenahan besar-besaran rekrutmen militer. Tidak hanya itu, semangat keberagaman juga ditegaskan dalam sidang ini: TNI ingin seluruh anak bangsa, tanpa melihat latar belakang daerah, suku, maupun status sosial, mendapat kesempatan yang sama untuk mengabdi.

Menuju TNI yang Semakin Modern dan Humanis Dengan seleksi yang semakin ketat dan berintegritas, TNI ingin membentuk calon-calon perwira yang tidak hanya kuat secara jasmani dan rohani, tetapi juga berkarakter nasionalis dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Ke depan, mereka inilah yang akan menjadi wajah TNI. Tugas kita hari ini adalah memastikan mereka bukan hanya siap berdinas, tetapi juga mampu memimpin. Bukan hanya tegas di medan tugas, tapi juga bijak dalam berpikir dan bertindak,” pungkas Panglima TNI. (**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *